JUARA. Tim Taekwondo SMPIT Ihsanul Fikri Mungkid meraih Juara Umum 2 pada Kejurkab Taekwondo se-Kontingen Magelang pada Minggu, 27 Oktober 2024. (foto: ist)
Siedoo.com - JUARA. Tim Taekwondo SMPIT Ihsanul Fikri Mungkid meraih Juara Umum 2 pada Kejurkab Taekwondo se-Kontingen Magelang pada Minggu, 27 Oktober 2024. (foto: ist)
Daerah

SMPIT Ihsanul Fikri Mungkid Magelang Toreh Segudang Prestasi Membanggakan

MAGELANG, siedoo.com – SMPIT Ihsanul Fikri Mungkid, Magelang, Jawa Tengah berhasil mengukir segudang prestasi di berbagai ajang pada bulan Oktober 2024, baru-baru ini.

Siswanya berhasil meraih penghargaan bergengsi di tingkat nasional. Antara lain medali perunggu dalam Olimpiade Sumpah Pemuda Nasional (OSPN) bidang IPS, Bahasa Indonesia, dan PAI, serta medali perak di bidang IPS dan Bahasa Inggris.

Selain itu, pada kejuaraan panahan di Kemah Wilayah IX Jawa Tengah, SMPIT Ihsanul Fikri Mungkid berhasil meraih Juara 1. Bahkan, dalam ajang Technifest 2024 yang diadakan oleh SMK IT Ihsanul Fikri, sekolah berhasil meraih Juara 1 di tingkat nasional pada mata pelajaran TIK.

Prestasi lain juga datang dari ajang Kejurkab Taekwondo Tingkat Kontingen SMP-SMA-SMK Ihsanul Fikri Magelang, juga meraih Juara Umum ke-2.

Sekitar 30 siswa dari kelas VII hingga IX yang tergabung dalam ekstrakurikuler Taekwondo ikut berkompetisi pada ajang ini. Perlombaan dilaksankan di GOR Shakila, Mertoyudan, dari pukul 07.00 – 22.00 WIB pada Minggu, 27 Oktober 2024.

Siswa yang mewakili SMPIT Ihsanul Fikri Mungkid dipilih berdasarkan minat dan potensi yang dinilai oleh pelatih ekstrakurikuler. Seleksi ini juga mempertimbangkan siswa yang masih memiliki sedikit pengalaman prestasi di kompetisi.

Hal ini dilakukan agar setiap siswa mendapat kesempatan untuk meraih prestasi sehingga menciptakan semangat kompetitif yang merata di kalangan peserta didik.

Koordinator Tim Prestasi Bakat dan Minat, Ulil Al-Baab, S.Pd menjelaskan sekolah menyediakan pelatih khusus untuk setiap organisasi ekstrakurikuler sebagai upaya mendukung siswa meraih prestasi.

“Kami ingin agar siswa tidak hanya berprestasi di tingkat kabupaten, tapi juga bisa bersaing di level provinsi hingga nasional,” ujar Ulil.

Ia menambahkan bahwa setiap pelatih, baik internal maupun eksternal, mendapat arahan yang jelas sejak awal tahun ajaran baru.

Baca Juga :  Nikami Band Sarat Prestasi, Diawaki Pelajar SMP

“Arahan ini mencakup target prestasi siswa, baik dalam pencapaian akademik maupun dalam pembentukan akhlak,” jelas Ulil Al-Baab, S.Pd.

Arahan tersebut mencakup nilai juara di kompetisi dan juga pembentukan karakter.

“Sekolah ini adalah sekolah Islam terpadu, sehingga setiap aktivitas siswa bertujuan membentuk akhlak, adab, dan moral yang baik,” tambah Ulil.

Menurut Ulil juga, kompetisi tidak hanya melatih keterampilan akademik atau non-akademik, tetapi juga membangun daya juang dan daya saing.

“Tanpa motivasi untuk berkompetisi, daya juang siswa tidak akan terbentuk,” ujarnya.

Kegiatan perlombaan ini juga sesuai dengan nilai fastabiqul khairat, yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan. Selain meraih prestasi, siswa juga diajarkan untuk tetap rendah hati.

“Ketika menang, ada dua kemungkinan, siswa bisa menjadi sombong atau justru semakin rendah hati. Begitu pula jika kalah, apakah ia menjadi pesimis atau semakin optimis,” jelas Ulil.

Ulil menekankan bahwa pencapaian siswa melibatkan tiga elemen utama: siswa itu sendiri, orang tua sebagai motivator, dan sekolah sebagai fasilitator.

“Ketiga elemen ini harus saling bersinergi. Siswa yang berpotensi tidak akan bisa berkembang jika orang tua atau sekolah kurang mendukung,” katanya.

Kolaborasi ini memastikan bahwa setiap pihak berperan dalam mendorong prestasi siswa.

Namun, Ulil juga menyebutkan bahwa keterbatasan sumber daya tetap menjadi tantangan sekolah. Fasilitas dan tenaga pendidik yang memadai adalah kunci untuk mengelola jumlah siswa yang banyak dengan potensi besar.

“Ini menjadi tantangan bagi kami, apakah sekolah mampu menangani potensi prestasi siswa yang banyak ini,” ungkapnya.

Sebagai koordinator Tim Prestasi Bakat dan Minat, Ulil mengakui bahwa peran ini cukup menguras waktu dan tenaga. Meski demikian, ia tetap bersemangat.

“Saya ingin menjadikan ilmu saya bermanfaat. Kita harus memberikan yang terbaik dari yang kita miliki. Kebaikan itu akan kembali kepada kita, meskipun mungkin tidak di kehidupan ini, tapi di kehidupan selanjutnya,” tutup Ulil, penuh makna. (ika/siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?